Kisah Inspiratif Supir Gojek

{SG : supir gojek | M : me}

SG : “Kuliah dimana mba?”
M   : “di Tri***** pak”
SG : “oohhiya anak saya yg pertama juga kuliah mbak”
M   : “ohiya pak? Kulaih dimanaaa? Udah semester berapa?” (Semangat gitu nanyanya)
SG : “awalnya di solo tapi sekarang dia sudah di Cina mba S1 dan S2 nya dia disana dan sekarang udah masuk tahun ke-4 nya dia”

(Obrolan pun terus berlanjut)

M   : “terus yang anak ke-2 sama ke-3 gimana pak?”
SG : “yang ke-2 SMA mbak mau ambil S*AN mbak cuma belum tau pajak atau beacukai, tapi dia sebenarnya suka sekali b.inggris”
M   : “ohiyaa pak itu memang bagus. Ohiya klo suka bahasa inggris kenapa gak ambil HI aja pak? (Saran gitu)”
SG : “Iya mbak dia juga binggung tapi dia pengen sekali bisa masuk kedinasan gitu. Dan kalo anak ke-3 jaraknya agak jauh dia masih SD kelas 4”

Ngobrol2 panjang lebar dari berangkat-tujuan gak kerasa bosen sama sekali dan sangat- sangat temotivasi banget!!!

SG : “sekarang ini pendidikan itu nomer 1 mbak, mau miskin ataupun kaya kalo gak sekolah yang tinggi ya untuk apa kan? Emang mau dibodohi sama orang2 diluar sana? Harus rajin dan sabar dan berdoa juga kuncinya. Jangan males belajar, harus mau rajin dan gigih kalo mau sukses nantinya, jangan takut gagal kalo gagal ya coba lagi terus, kalau ada kesempatan ya kenapa gak diambil kalo memang itu baik dan berdoa jangan ketinggalan. Saya juga gak nyangka anak saya bisa kuliah di Cina dan anaknya memang suka jadi yasudah saya merestui  saja sebagai orangtua. Masalah biaya ya bisa dicari kan mbak yang penting halal. Ya belajar bisa dimana saja memang. Yang penting pendidikan itu penting!”

Pak Wagino, usia sekitar 40-50 tahun lah, tinggal sendiri di Jakarta sementara istri dan anaknya di kampung sambil bertani yang hasilnya pun gak seberapa setidaknya cukup untuk makan. Berjuang buat keluarga gimanapun caranya yang penting anak2nya semua bisa sekolah sampai akhirnya tergabung di gojek.

Obrolannya sebenarnya sih masih panjang .
Cuma mau sharing aja....
Gak peduli latar belakang keluarga kita seperti apa mau bagus / buruk, kaya / miskin, susah / senang, itu semua gak ada artinya kalo dalam diri kita gak punya cita-cita (pengharapan). Ucapan yang bilang sekolah setinggi mungkin punya cita-cita lah setinggi langit itu semua gak salah. Yang salah adalah ketika kita gak mau “bergerak/berusaha” untuk bisa mewujudkan itu semua, bukan cuma ucapan tapi harus dilakukan. Dan harus yakin kalo yang kita usahakan dan doakan itu pasti bakalan berbuah manis nantinya walau sekarang harus sakit dulu harus susah dulu tapi nanti diakhir tinggal senyum ajadeh ketika semuanya tercapai.
 
So? Siapapun kalian seperti apapun background keluarga kalian jangan takut untuk memiliki cita-cita! Dan “Jangan males!” Ok??!!!! Talk Less Do More!!!!! (gua pun berkaca dengan diri gua saat ini). Semoga kalian pun terinspirasi.
~God bless you all O:)

Just share, dapat dari temen~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemrograman Berbasis Visual-Block

Sistem Perpustakaan Digital

Tugas 2 - Strategi Mengerjakan Soal TOEFL Listening Comprehension