Analisis Jurnal Sistem Informasi

Tugas Mata Kuliah : Audit Teknologi Sistem Informasi

Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Gudang pada PT Mitra Pinasthika Mulia Surabaya

Sistem informasi manajemen gudang adalah suatu sistem yang digunakan dalam pengolahan dan pengorganisasian data serta informasi yang berkaitan dengan pengelolaan barang yang tersimpan dalam gudang. Pengelolaan data dan informasi berupa berkas yang tersimpan dalam gudang PT Mitra Pinasthika Mulia Surabaya saat ini menggunakan sistem yang telah ada, namun dirasa kurang mampu menunjang kinerja operasional perusahaan. PT MPM berencana membangun fasilitas gudang dan sistem manajemen gudang yang baru agar dapat meningkatkan kapasitas gudang serta kualitas kinerja dari sistem gudang. Penelitian ini menjelaskan bagaimana menganalisis dan merancang sebuah sistem yang dapat dipahami oleh vendor dan PT MPM. Dibutuhkan dokumentasi perancangan sistem dan analisis kebutuhan dari permasalahan yang ditimbulkan sistem lama dan kebutuhan baru untuk membantu PT MPM menyampaikan perancangan sistem seperti apa yang diinginkan.
Beberapa metode yang digunakan dalam analisis ini yaitu Analisis perancangan dilakukan menggunakan metode FAST (Framework for the Application of System Thinking) pada empat fase awal. Pada tiga fase pertama dihasilkan hasil analisis kebutuhan dengan PIECES sebagai kerangka untuk klasifikasi masalah, pada fase desain logis dihasilkan usecase, activity diagram, sequence diagram, wirefame, class diagram, CDM, dan PDM. Selain itu, pada proses evaluasi perancangan menggunakan metode Consistency Analysis terbukti memiliki nilai presentase 100% konsisten dan termasuk kategori Correctness pada uji Correctness yang membuktikan bahwa kebutuhan sistem dengan perancangan sistem bersifat konsisten dan benar.
A.    Analisis Kebutuhan
1.      FAST (Framework the Application of System Thinking)
Metode FAST pada penelitian ini digunakan sebagai metode pengumpulan kebutuhan dan perancangan dalam proses pengembangan sistem manajemen gudang PT MPM. Fase yang digunakan pada penelitian ini hingga fase desain logis.
2.      Scope Definition
Pada fase ini akan membahas mengenai fungsi kapasitas, dan isi suatu proyek. Fase ini akan memberikan batasan sistem akhir yang dapat diverifikasi oleh pemilik sistem. Hasil dari penyampaian lingkup proyek adalah pernyataan masalah. Pernyataan masalah pada fase ini hanya untuk mencatat dan mengklasifikasikan masalah kedalam bentuk PIECES, bukan untuk pemecahan masalah.
2.1 PIECES
Berikut merupakan hasil klasifikasi permasalahan:









3.  Problem Analysis

    Dari definisi ruang lingkup diketahui bahwa daftar permasaahan dan solusi di jelaskan pada tabel 8. 




































4. Requirement Analysis

1. Spesifikasi kebutuhan
Spesifikasi kebutuhan perangkat lunak merupakan hasil dari analisis permasalahan dan kebutuhan dari sistem yang harus dipenuhi oleh sistem manajemen gudang yang baru. seperti contoh spesifikasi kebutuhan pegelolaan file terkait dengan pencarian file dapat mengatasi permasalahan proses pencarian file.
2. Kebutuhan fungsional
Kebutuhan fungsional merupakan hasil dari analisis permasalahan sistem saat ini dan kebutuhan tambahan yang diperlukan berdasarkan pemangku kepentingan sistem. Hasil dari analisis permasalahan seperti proses pencarian yang membutuhkan waktu lama akan di akomodir kedalam fungsi kelola file dimana terdapat fitur pencarian file, permasalahan penumpukan berkas dalam gudang akan diakomodir oleh fungsi sistem verifikasi file kadaluarsa dan permasalah yang lain akan diakomodir pada sistem. 

    B. Perancangan Sistem
1. Logical Design
Setelah tahap analisis kebutuhan peneliti dapat menggambarkan model sistem untuk memvalidasi persyaratan bisnis untuk kelengkapan dan konsistensi. Fase desain logis menafsirkan persyaratan bisnis ke dalam model sistem berupa diagram UML untuk menunjukan sistem independen dari solusi teknis. Peneliti
menarik model sistem untuk dikelompokkan dalam model data logis, model proses logis dan model antarmuka logis yang mewakili persyaratan data dan informasi (Pengetahuan), persyaratan proses bisnis (Proses) dan persyaratan antarmuka sistem (Komunikasi).
1.1  Use case
Hasil dari kebutuhan fungsional sistem manajemen gudang akan di transformasikan ke dalam bentuk diagram use case untuk mengetahui perilaku dari user terhadap sistem dan sistem terhadap user. Gambar 4.3 merupakan diagram usecase dari sistem manajemen gudang PT MPM.
Gambar 1 usecase sistem manajemen gudang

1.2  Usecase scenario
Skenario use case akan menjelaskan bagaiman perilaku pengguna dan sistem dari setiap use case berdasarkan diagram use case yang telah dibuat. Usecase yang diambil contoh adalah usecase mengelola file.
1.3  Activity Diagram
Activity diagram atau diagram aktivitas berisi aliran kerja dari sebuah sistem manajemen gudang. Berikut penjelasan mengenai setiap usecase dari sistem manajemen gudang dalam bentuk diagram aktivitas. Gambar 3 menjelaskan mengenai diagram aktifitas pada mengelola file.
Gambar 2 diagram activity mengelola file

1.4  Seqence Diagram
Sequence diagram atau diagram alur berisi aliran kerja dari sistem yang sesuai dengan pemrograman berorientasi obyek dimana terdapat interaksi antar kelas pada sistem. Berikut penjelasan mengenai alur tambah file pada usecase mengelola file.
Gambar 3 sequence diagram tambah file

1.5  Class Diagram
Class diagram pada sistem manajemen gudang menjelaskan atribut, fungsi, dan hubungan dari setiap kelas yang dimiliki. Kelas diagram yang baik memiliki nilai kopling yang rendah dan nilai kohesi yang tinggi. Gambar 4 menjelaskan bagaimana hubungan class diagram tambah file terhadap sequence diagram.
Gambar 4 hubungan class diagram tambah file terhadap sequence diagram

1.6  Conceptual Data Model
Conceptual Data Model sistem manajemen gudang menjelaskan bagaimana struktur tabel yang dimiliki beserta seperti apa relasi dari satu tabel ke tabel lain. Seperti contoh pada gambar 5.67 yang menjelaskan relasi tabel loan dengan detail loan one to many, tabel registration file dengan category many to one, tabel destroy file dengan detail destroy one to many, tabel detail box dengan box many to one, dan seterusnya.
1.7  Physical Data Model
 Physical Data Model sistem manajemen gudang merupakan transformasi dari struktur   tabel yang ada pada Conceptual Data Model. Physical Data Model menampilkan   hubungan, primary key serta foreign key dari setiap tabel untuk saling berhubngan   dengan tabel lain.


C.  Evaluasi
1. Consistency Analysis: Requirement Configuration Structure
          Proses evaluasi perancangan yang dilakukan dalam uji consistency analysis terhadap pendefinisian kebutuhan dengan menggunakan Requirement Configuration Structure.
               Langkah pertama adalah menentukan komponen untuk memenuhi business layer, process layer, requirement layer, dan specification layer. Pemetaan untuk memberikan relasi antar layer digunakan untuk mengukur tingkat konsistensi. Menghitutng RCI (Requiremen Consistency Index) dilakukan untuk menghitung presentase konsistensi sistem manajemen gudang.
Hasil pemetaan layer menjelaskan bahwa:
- Total kebutuhan (A) yang konsisten berjumlah 73
- Total item kebutuhan (B) berjumlah 73 yang dimasukkan pada nilai B. (5 item business layer, 13 item process layer, 41 item requirement later, dan 14 item specification layer)
- Total kebutuhan yang tidak terdefinisi (C) berjumlah 0
           Setiap variable yang telah di identifikasi akan dimasukkan dalam penilaian RCI sehingga menghasilkan nilai 100 %. Hal ini membuktikan bahwa konsistensi kebutuhan pada sistem manajemen gudang terbukti konsisten.
2. Correctness
       Evaluasi ini bertujuan untuk memastikan bahwasannya setiap kebutuhan yang dimiliki pada sistem sudah sesuai (correctness) terhadap kebutuhan dan perancangan dari PT MPM. Analisis kandidat program juga untuk melakukan kesesuaian perilaku program dalam mengaasi permasalahan yang dialami sistem manajemen gudang yang lama.Hasil dari kebutuhan sistem dan perancangan sistem akan di identifikasi untuk menilai termasuk kategori apa hubungan antar keduanya. Di umpamakan kebutuhan sistem adalah himpunan R yang memiliki 13 macam kebutuhan.

Kesimpulan
         Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini menggunakan beberapa metode yaitu metode FAST (Framework for the Application of System Thinking) pada empat fase awal. Pada tiga fase pertama dihasilkan hasil analisis kebutuhan dengan PIECES sebagai kerangka untuk klasifikasi masalah, pada fase desain logis dihasilkan usecase, activity diagram, sequence diagram, wirefame, class diagram, CDM, dan PDM. Selain itu, pada proses evaluasi perancangan menggunakan metode Consistency Analysis terbukti memiliki nilai presentase 100% konsisten dan termasuk kategori Correctness pada uji Correctness yang membuktikan bahwa kebutuhan sistem dengan perancangan sistem bersifat konsisten dan benar.
          Pada fase pertama pengggunaan metode FAST dapat tentukan batasan ruang lingkup sistem dari sistem manajemen gudang PT MPM dan klasifikasi dari setiap permasalahan dengan framework PIECES. Pada pase kedua menganalisis setiap permasalahan yang ada dan memberikan solusi dengan membuat rancangan sistem manajemen yang baru. Pada fase ketiga dilakukan analisis kebutuhan berdasarkan solusi yang ditetapkan dan dibuat daftar spesifikasi kebutuhan terhadap sistem baru. Pada fase keempat didapatkan hasil pemodelan sistem manajemen gudang yang baru terhadap spesifikasi kebutuhan dan dilahirkan perancangan sistem manajemen gudang baru. Perancangan sistem manajamen yang baru mencakup pemodelan dari analisis usecase, analisis aktifitas sistem dengan activity diagram, analisis alur sistem dalam sequance diagram. Hasil evaluasi dengan menggunakan uji correctness didapatkan hasil yaitu setiap kebutuhan yang terdapat pada spesifikasi kebutuhan telah sesuai atau tepat pada setiap fitur sistem manajemen gudang yang baru.
            Penggunaan beberapa metode seperti, FAST dengan kerangka kinerja PIECES serta menggunakan uji correctness pada hasil evaluasi memberikan hasil penelitian yang terliti dan akurat karna metode yang digunakan merupakan gabungan metode praktik-praktik terbaik. Selain itu, penelitian menggunakan FAST yang mengikut sertakan peran user dalam pengembangan sistem informasi manajemen gudang berdasarkan pada permasalahan dari sistem yang dikembangkan. Selain itu, penggunaan metode tersebut juga memiliki kelebihan yakni lebih fleksibel, analisis sistem yang terstruktur, dan dapat disesuaikan dengan standard. Namun fase yang digunakan terlalu banyak sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan penelitian.

Saran
 Penggunaan beberapa metode dalam pengembangan sistem informasi manajemen gudang harus diimbangi dengan keamanan sistem untuk mengurangi risiko pencurian dara. Karena itu, sebaiknya dilakukan pengujian dan pemeliharan secara berkala pada keamanan sistem terutama penggunaan sandi pengguna.

Link Jurnal : http://j-ptiik.ub.ac.id/index.php/j-ptiik/article/view/892

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemrograman Berbasis Visual-Block

Sistem Perpustakaan Digital

Tugas 2 - Strategi Mengerjakan Soal TOEFL Listening Comprehension