Resensi Novel Fiksi Terjemahan
Resensi
Novel Fiksi
(The Old Man And The Sea Karya Ernest
Hemingway)
·
Judul : The Old
Man and The Sea (Si Lelaki Tua dan Laut)
·
Penulis : Ernest
Miller Hemingway
·
Penerjemah : Dian
Vita Ellyati
·
Editor bahasa :
Bagus Manilkara
·
Penerbit : Liris
·
Tempat terbit :
Surabaya
·
Tahun terbit :
2013
·
Tebal : 132 hlm
·
Panjang buku :
17,2 cm
·
ISBN :
978-602-1526-13-2
·
Ilustrasi buku :
biru muda dan biru tua dengan warna tulisan merah dan jingga. Terdapat gambar
seekor ikan raksasa dan seorang nelayan di tengah laut.
Meskipun karya Hemingway banyak mendapat pujian, tapi
kehidupan pribadinya tidak sesukses karya tulisnya. 2 Juli 1961 pada usia 61 tahun, Hemingway bunuh diri dengan sebuah senapan yang ditembakkan kekepalanya. Penyebabnya
adalah Hemingway depresi karena merasa kehilangan kemampuan menulisnya.
The old man and the sea
adalah sebuah mahakarya dari Hemingway yang berhasil memenangi hadiah Pulitzer
(1953), Award of Merit Medal for Novel dari American Academy of Letters (1953)
dan penghargaan Nobel Sastra (1954).
Karya sastra Ernest Hemingway yang terbit pertama kali
adalah kumpulan cerita pendek berjudul In Our Time, pada tahun 1925. Dan
beberapa karyanya yang lain yaitu, (1925) The Torrents of Spring, (1926) The Sun Also Rises, (1929) A Farewell to Arms, (1937) To Have and Have Not.
The Old Man and The Sea telah menjadi salah satu karya
klasik yang akan terus dibaca dan dimaknai karena pesan yang ingin
disampaikan adalah pesan yang mencakup banyak kalangan yang tidak akan hilang
tergerus oleh perubahan zaman.
The old man and the
sea, mengisahkan tentang seorang lelaki tua
penangkap ikan di arus teluk Meksiko yang sudah 84 hari melaut, tapi tidak berhasil menangkap
seekor ikanpun. Awalnya ia ditemani oleh seorang anak laki-laki
bernama Manolin. Tetapi orang tua Manolin menyuruhnya untuk ikut pada perahu lain. Lelaki tua itu tetap pergi melaut seorang diri, ia percaya bahwa di hari ke 85 ia akan mendapatkan keberuntungan.
Singkat cerita, di hari
ke 85 umpannya dimakan oleh seekor ikan marlin raksasa. Ikan marlin itu tidak
menyerah begitu saja, dengan sisa kekuatan yang dimiliki oleh si lekaki tua ia berjuang
untuk menaklukkan ikan marlin raksasa itu. Meskipun ia harus membayarnya dengan
luka dan kram ditangannya.
Setelah
3
hari menunggu akhirnya ikan itu menyerah dan naik ke permukaan. Sayangnya rasa keberhasilan si lelaki tua hanyalah sesaat. Tidak lama kemudian ikan itu menjadi incaran hiu-hiu yang terus berdatangan untuk memakannya karena mencium bau darah. Si lelaki tua harus kembali berjuang
untuk membunuh dan mengusir ikan-ikan hiu itu untuk menyelamatkan ikan tangkapannya yang telah ia peroleh dengan susah payah dan belum tentu semua orang
yang seusianya dapat melakukannya.
Sampai akhirnya dia merasa lelah dan ikan yang
ditangkapnya tersebut habis dimakan oleh ikan hiu sehingga yang tersisa
hanyalah tulang. Pada akhir kisah ini dituliskan bahwa Santiago akhirnya
mencapai pantai dan disambut oleh Manolin, banyak nelayan yang terkejut dengan
besarnya tulang dari ikan yang sudah ditangkap oleh Santiago. Akhirnya Santiago
tertidur di tempatnya dan kisahnya selesai.
The Old Man and The Sea yang ditulis
tanpa bab atau bagian dengan kisah di dalamnya yang mengalir tanpa jeda, dengan
menggunakan alur maju dan latar tempat yang sederhana yaitu di tengah laut dan
pelabuhan, memudahkan pembaca untuk
menghayati dan berimajinasi tentang kisah yang diceritakan.
Tokoh Santiago yaitu, sosok yang
tetap memperlihatkan ketegarannya
ketika
berada di bawah tekanan. Bermodalkan
kesabaran, kekuatan hati, dan semangat yang tidak mudah menyerah pada situasi, Santiago berhasil mengatasi semua
tantangan yang datang.
Perjuangan tidak kenal menyerah Santiago untuk membawa
pulang ikan marlin raksasa, akan mengajarkan pembaca bahwa kesabaran, kekuatan
hati, dan semangat mengatasi cobaan hidup mampu menghasilkan keberhasilan. Yang
perlu di lakukan adalah mengendalikan
emosi untuk memperlancar perjuangan.
Sudut pandang yang di
gunakan orang ketiga serbau tahu terlihat ketika penulis menceritakan bahwa
Manolin tidak meremehkan Santiago dan
tetap menyediakan semua keperluannya sebelum dan setelah Santiago
berlayar seorang diri walaupun reputasi Santiago sebagai nelayan kurang baik.
Seperti kebanyakan novel terjemahan lainnya,
penggunaan bahasa yang cukup berat membuat pembaca mengalami kesulitan ketika
memahami alur cerita. Namun Hemingway tetap berhasil menggambarkan kisah perjuangan si lelaki tua dengan begitu hidup, detail dan dramatis.
Tema dari novel ini
adalah tentang kegigihan Si lekaki tua berjuang untuk menaklukkan ikan marlin
raksasa dan Kisah pertemanan antara Santiago dan Manolin yang dituliskan sangat
menyentuh hati, meskipun hanya muncul di bagian awal dan akhir cerita.
Kisah perjuangan Santiago sangat menginpirasi untuk selalu berusaha dan kerja keras, serta tidak mudah putus asa untuk
mendapatkan keberhasilan. Dengan cerita yang inspiratif dan alur yang sederhana
membuat kita merasa seperti ikut berada
di dalam cerita hingga akhir. Novel ini sangat cocok dibaca khususnya bagi yang
sedang mempunyai masalah dan merasa putus asa. Novel ini juga sangat cocok untuk dibaca setiap kalangan setidaknya sekali dalam seumur hidup.
Komentar
Posting Komentar