Sebuah Fase Hidup di Usia 20-an

Quarter Life Crisis?

A quarter-life crisis is a period of life ranging from twenties to thirties, in which a person begins to feel doubtful about their own lives due to stress associated with the transition to adulthood.

Tahun ini saya berumur 22 tahun, dan ya.. saya sedang mengalami apa yang biasa orang sebut dengan quarter life crisis atau krisis usia seperempat abad. Percayalah rasanya ini sungguh menyebalkan L.
Sebuah fase hidup dalam masa peralihan dari remaja menuju dewasa cukup sulit untuk dilalui bagi sebagian besar orang (termasuk saya), karena adanya adanya tuntutan untuk bersikap lebih dewasa dalam menentukan arah tujuan hidup.

“Apakah harus memilih jalan ini atau jalan lain?”
“Apakah pilihanku sudah tepat?”
“Sebenarnya apa yang ingin aku lakukan ?”
“Mengapa teman-temanku terlihat lebih bahagia daripada aku?”
“Mengapa aku tak bisa seperti dia ?”
“Untuk apa sebenarnya aku hidup ?”

Pertanyaan-pertanyaan ini sering kali hadir bagi mereka yang merasakan quarter life crisis. Terjebak dalam rasa khawatir terhadap masa depan yang akan dilalui, depresi, dan bahkan frustasi terhadap rasa ketakutan dalam diri sendiri. Quarter Life Crisis dialami oleh seseorang karena adanya berbagai tekanan/ tuntutan dari orang-orang dan lingkungan sekitar. Tekanan dan tuntutan ini biasanya mengenai pencapaian hidup dan tujuan hidup seseorang.

Sisi perfeksionis juga turut andil dalam mempengaruhi seseorang untuk masuk pada fase quarter life crisis. Sisi perfeksionis seseorang cenderung menghukum atau menyalahkan dirinya sendiri dengan perasaan tidak berguna karena tidak bisa melakukan sesuatu yang berarti atau tidak bisa menentukan arah hidupnya sendiri dengan jelas.

Berdasarkan riset kecil yang saya lakukan ada banyak cara positif untuk menghadapi quarter life crisis. Seperti mengubah pola pikir dan mendekatkan diri kepada sang pecipta. Saya akan membagikan beberapa tips atau cara untuk menghadapi Quarter Life Crisis dari riset kecil saya tersebut, semoga bisa membantu teman-teman untuk menghadapi fase ini.

1.      Stop membandingkan diri sendiri dengan orang lain
Comparison is the thief of joy. -Theodore Roosevelt
Membandingkan diri sendiri dengan orang lain dalam hal apapun hanya akan memperburuk kondisi diri sendiri pada fase Quarter Life Crisis. Kita hanya akan merasa bahwa semakin jauh tertinggal dari orang lain. Hal ini tentunya akan membuat rasa percaya diri semakin menurun drastis. Salah satu langkah yang bisa diambil adalah dengan membatasi penggunaan media sosial untuk mengurangi potensi membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Jadi, stop membandingkan diri sendiri dengan orang lain karena hal itu sama saja dengan membiarkan kebahagianmu diambil secara cuma-cuma.

2.      Menerima bahwasannya banyak hal diluar kendali kita
Happiness is a state of mind. –Walt Disney
Pikiran-pikiran harus mengendalikan segala macam hal mulai dari hal kecil sampai bagaimana hal besar harus ada dalam kendali kita hanya akan membuat diri lupa dengan apa yang suka dimiliki. Kadang kali kita mengharapkan sesuatu untuk dimiliki atau untuk dirasakan tetapi saat semua itu tidak berhasil didapatkan hanya akan ada rasa marah dan tidak berdaya yang membuat kita terperangkap dalam pemikiran negatif terhadap diri sendiri.

3.      Lakukan berbagai kegiatan
Better to do something imperfectly than to do nothing perfectly. –Robert Schuller
Jangan hanya diam, melamun, dan merenungi keadaan yang ada. Hal itu tidak dapat mengubah apapun! Coba untuk melakukan berbagai kegiatan yang tentunya akan mengalihkan pikiran-pikiran negatif yang ada di pikirkan kita. Di luar sana ada berbagai kesempatan yang harus kamu raih dan coba jalani. Jangan takut gagal karena kegagalan juga bagian dari proses kamu menuju keberhasilan.

4.      Berdamai dengan masa lalu
Pernah ada masanya kita merasa kesal setengah mati karena tidak bisa seperti orang lain. Tidak mendapatkan kesempatan yang sama. Asal mula pemikiran ini sebenarnya hanya dari hal-hal sederhana. Ada masanya kita merasa begitu terintimidasi oleh penampilan teman-teman (Sebuah fase yang mungkin belum bisa saya atasi sepenuhnya sampai saat ini), tetapi dengan menerima sepenuh hati bahwasannya apa yang dimiliki dan dicapai hingga saat ini. kKta dapat melihat betapa luar biasanya kehidupan kita dan betapa berharganya pelajaran-pelajaran yang didapat ketika tumbuh menjadi dewasa.

5.      Membaca buku self-help
Mungkin terdengar klise dengan membaca buku self help dan kadang yang dibicarakan hampir sama, tetapi akan banyak sudut pandang terhadap suatu permasalahan yang didapat dari membaca buku self-help. Cobalah mulai membaca buku self-help, karena dengan membaca buku tersebut akan memberikan bibit-bibit pemikiran dikepala kita. Dengan bibit itu, pohon-pohon ide yang akan memberikan udara segar bagi pikiran kita akan dapat tumbuh subur.

6.      Kenali diri sendiri
Kenali dirimu sendiri karena orang yang paling mampu dan paling ampuh untuk membuat dirimu bangkit dari kesulitan ya hanya dirimu sendiri. Cobalah untuk mengenali diri sendiri, apa yang ku yakini, apa passionku, apa hal-hal yang kusukai. Yakinkan selalu dirimu sendiri bahwa kamu mampu melewati segala sesuatu yang ada di masa depan.

Quarter Life Crisis sebenarnya rasa ketakutan yang ada di dalam diri sendiri. Untuk menghilangkan semua rasa takut itu tentunya kamu harus mengenali dirimu sendiri. (Menurut pribadi penulis) melakukan me time atau menghabiskan waktu dengan diri sendiri sangat baik dilakukan. Selain itu, kita juga bisa berdamai dengan diri dan menginstropeksi sikap dan perilaku kurang baik yang pernah ada diwaktu dulu. Menerima bahwa semua hal yang kamu miliki adalah anugrah dari Yang Maha Esa.

7.      Berdoa dan berserah diri kepada Tuhan
Kita hanyalah manusia biasa yang pastinya tak akan mampu melakukan apapun tanpa ada campur tangan Tuhan. Berserah diri dan berdoa kepada Tuhan tentunya akan membuat pikiran dan jiwa semakin tenang dalam melewati fase tersulit sekalipun dalam kehidupan ini. Tuhan Maha Segalanya, di tangan Tuhan semua rencana untukmu pasti akan sangat menakjubkan. (Percaya dan yakinlah..)

Demikian tulisan saya tentang quarter life crisis yang isinya sangat mirip dengan kata-kata motivator di televisi. Saya yakin kita semua yang berada dalam fase quarter life crisis bisa melalui ini dengan baik. Yang terpenting adalah bagaimana bisa mengobah pola pikir diri sendiri. Terbuka untuk melihat berbagai permasalahan dari sudut pandang yang berbeda. Semoga tulisan saya ini bisa membantu teman-teman semua untuk menghadapi diri melewati fase krisis usia seperempat abad. Akhir kata saya memohon maaf jika terdapat kata atau kalimat yang kurang berkenan dan saya sangat terbuka terhadap kritik yang membangun. Terimaksih.

Reference :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemrograman Berbasis Visual-Block

Sistem Perpustakaan Digital

Tugas 2 - Strategi Mengerjakan Soal TOEFL Listening Comprehension